JavaMagazine.co.id - Tidak ada yang bisa menjamin 100 persen keakuratan apakah pasangan sedang berada di ujung tanduk dan menuju perceraian atau tidak.
Tetapi sepertinya para ilmuwan sosial telah cukup bagus memprediksikan akan hal itu.
Banyak faktor yang menyebabkan pasangan tak dapat mempertahankan pernikahannya.
Dilansir dari IFLScience, berikut 8 hal yang dapat menyebabkan perceraian dalam biduk rumah tangga. 1. Menikah di usia remaja atau setelah berumur 32 tahun
Waktu terbaik untuk menikah adalah ketika Anda merasa siap dan telah menemukan pasangan yang tepat.
Namun penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang menikah di usia remaja dan pasangan yang menikah di usia pertengahan 30-an atau lebih berisiko menghadapi perceraian.
2. Memiliki suami yang tidak bekerja penuh waktu Sebuah studi Harvard 2016 , yang diterbitkan dalam American Sociological Review, menunjukkan bahwa bukan tentang uang tapi pembagian kerja.
Alexandra Killewald, sebagai peneliti melihat kemungkinan perceraian sebesar 3,3 % karena suami tidak memiliki pekerjaan penuh waktu.
Sedangkan untuk suami yang memiliki pekerjaan tetap, kemungkinan perceraian itu sebesar 2,5%.
Namun, status pekerjaan para istri tidak banyak mempengaruhi peluang pasangan untuk bercerai.
3. Tidak menyelesaikan sekolah menengah Ini mungkin berkaitan dengan fakta bahwa tingkat pendidikan yang lebih rendah memprediksi pendapatan yang lebih rendah.
Sehingga pada gilirannya akan menghasilkan kehidupan yang lebih menegangkan.
4. Terlalu mesra saat awal pernikahan Psikolog Ted Huston dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa pengantin yang terlalu mesra, atau mesra berlebihan pada awal pernikahan memiliki peluang untuk bercerai lebih besar.
Sementara pernikahan yang dimulai dengan 'Hollywood Romance' biasa-biasa saja dapat memiliki masa depan yang lebih menjanjikan.
5. Stres setiap hari
Stres setiap hari dapat dipicu oleh hal-hal sepele yang sederhana misalnya melupakan janji.
Namun stres yang memicu pertengkaran-pertengkaran kecil seperti itu cenderung menyebabkan perceraian.
Alasan itu lebih besar daripada bercerai karena selingkuh atau pengkhianatan.
6. Lari dari masalah
Ketika ada suatu masalah dan pasangan Anda mencoba untuk menyelesaikannya, baiknya dibahas baik-baik bersama-sama.
Kalau Anda menghindarinya entah karena alasan apapun (malas) justru dapat memupuk ketegangan yang langgeng. 7. Memandang hubungan secara negatif
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2000 dalam Journal of Family Psychology, peneliti menunjukkan kecenderungan ini.
Pasangan yang memandang hubungannya secara negatif terbukti bercerai beberapa tahun kemudian.
Banyak faktor untuk menentukan kualitas pernikahan, termasuk kekecewaan terhadap pasangan.
Tidak ada komentar