Header Ads

SUKSES JUALAN PISANG GORENG MADU


JavaMagazine ( Jakarta ) - Pisang Goreng Madu Bu Nanik punya sederet penggemar. Walau produk ini dulunya terus ditolak karena disangka pisang goreng yang gosong, produk akhirnya mencapai pasar yang stabil menginjak tahun kelima.
 
“Kalau saja saya terlalu cepat menyerah, saya tidak akan pernah menikmati kesuksesan ini,” ujar pemilik, Nanik Soelistiowati.
 
Desember lalu, inovasi membawa wanita Madiun ini sebagai pembicara di Entrepreneurs Wanted!, acara berseri milik Kantor Staf Presiden (KSP). “Kalau dibandingkan dengan entrepreneur lain, saya enggak bersekolah tinggi, tapi menang pengalaman. Sukses tidak jatuh dari langit,” ujarnya.
 
Apa saja lima cara efektifnya dalam mempromosikan produk?  
 
Edukasi produk
Warna gelap pada pisang goreng diperoleh dari campuran madu. Nanik mengikuti anjuran sang ibu untuk menjual produk yang tidak mengandung gula. Selain madu, manisnya diperoleh alami dari air dari pisang raja tua. Informasi dilakukan terus-menerus hinga konsumen paham.
 
Free product
Siapa sangka, pisang goreng madu berkembang dari camilan yang ia berikan cuma-cuma pada pemesan kateringnya. Pemesan di tahap awal adalah mereka yang kepincut saat mencobanya. Tiap hari diproduksi ribuan pisang goreng madu yang harus diantar menggunakan dua hingga tiga truk pick up. Kini, keuntungan bisnis pisang gorengnya telah menyalip bisnis katering dan menjadi produk unggulan merek ini.
 
Diversifikasi produk
Sebagai pengembangan, diperkenalkan gorengan dari ubi madu, nanas, nangka, sukun, dan cempedak. Namun, merek ini tidak keluar dari spesialiasinya untuk mempertegas konsep brand.
 
Direct selling 
Agar konsumen mempercayai produk, Nanik melakukan sendiri penjualan dan meyakinkan konsumen. Karena merupakan pisgor modifikasi, tiada yang lebih mengenali produknya daripada dirinya sendiri. “Dulu, laku 20 buah saja susah banget. Saya menyelipkan flyer di wiper mobil-mobil, menawarkan pisang goreng kepada para pelintas jalan di depan rumah. Dikira pisang goreng gosong, tapi waktu dicoba malah ketagihan!” ujarnya.
 
Kemasan berkonsep
Kedua anaknya menggelar kompetisi logo melalui Instagram dan mendapatkan logo karikatur sang ibu yang dinilai pas. “Kata anak saya, logo foto udah enggak zaman,” ujarnya. Tak hanya kotak yang diberi logo dan brand color, bahkan tiap pisang goreng diberi kemasan kertas satuan, lengkap dengan identitas branding yang sama!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.