Header Ads

Suasana Sunyi Senyap Hari Raya 'Nyepi' di Bali yang Bikin Rindu

Suasana Senyap 'Nyepi' di Bali yang Membuat Rindu

JavaMagazine ( Bali ) - Pulau Bali yang biasanya meriah oleh pesta semalam suntuk bakal senyap selama sehari semalam dalam Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1940 jatuh hari Sabtu (17/3).

Kesunyian Bali itu dikarenakan penduduknya yang mayoritas beragama Hindu itu sedang menjalankan ritual Catur Brata Penyepian.

Catur Brata Penyepian berupa berdiam diri di dalam rumah sambil melaksanakan empat pantangan; tidak melakukan kegiatan (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan) serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang atau hura-hura (amati lelanguan).


Bagi wisatawan, terutama dari mancanegara, senyapnya suasana malah membuat Pulau Dewata menjadi lebih eksotis. Salah satunya dikatakan oleh Henning, turis asal Jerman yang sengaja datang ke Bali untuk membuat film dokumenter pendek mengenai Hari Raya Nyepi.

Henning mengaku sudah datang ke Bali sejak Senin (12/3). Jika banyak wisatawan yang mulai menyeberang ke Lombok atau Banyuwangi untuk tetap "berpesta" saat Nyepi yang jatuh pada akhir pekan nanti, ia malah berencana tetap menginap di hotelnya yang berada di kawasan Seminyak.

"Saya memutuskan untuk tetap di Seminyak sampai Nyepi usai. Saya ingin mengambil gambar tepat sebelum dan setelah Nyepi dilaksanakan. Apalagi langit juga sedang tidak terpapar polusi cahaya," kata Henning melalui pesan pendeknya pada Jumat (16/3).



"Mengenai pesta... Ah, di Berlin lebih banyak pesta setiap malam. Bisa merasakan suasana Nyepi di Bali menurut saya bakal menjadi pengalaman yang lebih berkesan. Saya dengar dari penduduk lokal, suasana asli Bali ya saat Nyepi itu. Tenang dan damai. Mereka mengaku rindu akan suasana tersebut," lanjutnya. 

Henning sudah pasti bukan satu-satunya turis mancanegara yang datang ke Bali untuk menikmati Nyepi. 

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Yuniartha Putra mengatakan kalau potensi wisatawan tersebut seharusnya bisa dikemas menjadi paket wisata yang menarik bagi pelaku bisnis pariwista di kawasannya. 

"Suasana Nyepi semakin menambah daya tarik Bali. Tentu saja paket wisata yang ditawarkan tak boleh menyimpang dari konsep Nyepi, agar tak mengganggu umat Hindu yang sedang menjalaninya. Mungkin turis bisa diajak wisata kuliner khas Nyepi atau berkunjung ke pura saat ritual dilangsungkan," kata Anak Agung, seperti yang dikutip dari Antara. 

Nyepi jadi magnet

Paket wisata Nyepi banyak ditawarkan oleh hotel-hotel yang berada di kawasan Kuta, Seminyak, Canggu, Ubud, sampai Nusa Dua. 

Walau tak ada peningkatan jumlah keterisian kamar selama Nyepi, namun tak ada tamu yang sampai membatalkan kedatangannya, menurut keterangan Bali Hotel Association (BHA) seperti yang dilansir dari Antara.

Hard Rock Hotel Bali misalnya menawarkan paket menginap selama dua malam seharga mulai dari Rp2,5 juta per kamar untuk tamunya yang ingin menyaksikan ritual Melasti dan pawai Ogoh-ogoh dari depan komplek hotel.

Sementara itu hotel Alila Seminyak dan W Retreat & Spa Bali menawarkan paket menginap plus relaksasi spa selama Nyepi. 

Dan Hotel Tugu di Canggu menawarkan paket menginap sekaligus santap menu khas Nyepi yang biasanya disajikan oleh keluarga di Bali. 

Pawai Ogoh-ogoh bakal menjadi atraksi sebelum Catur Brata Penyepian. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Pihak Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, hotel yang menjadi lokasi pernikahan aktor dan aktris Chicco Jerikho dan Putri Marino, mengatakan kalau selama Nyepi tamu hotelnya masih boleh berkeliaran di komplek hotel, seperti berenang dan lainnya.

"Kami tetap melayani tamu, meski kami juga meminta tamu untuk menghormati suasana Nyepi dengan tidak berkegiatan di luar hotel," kata staf lobi saat dihubungi oleh CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon pada Jumat (16/3).

"Sebelum Catur Brata Penyepian, tamu hotel akan kami ajak menyaksikan pawai Ogoh-ogoh yang juga akan digelar di kawasan ITDC Nusa Dua pada hari ini," lanjutnya. 

Konsep Nyepi, menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Gusti Ngurah Sudiana, sesungguhnya merupakan kedamaian yang perlu dijaga dengan baik.

"Nyepi atau hening tanpa aktivitas apapun selama 24 jam memiliki makna penting bagi keseimbangan alam semesta, baik dunia rohani maupun jasmani, sekaligus memberikan kesempatan kepada alam untuk mampu menjadi paru-paru dunia," pungkas Gusti Ngurah seperti yang dikutip dari Antara.

Penting untuk diketahui, Bandara Internasional Ngurah Rai Bali bakal berhenti beroperasi sementara, mulai Sabtu (17/3) pukul 06.00 WITA sampai Minggu (18/3) pukul 06.00 WITA. Penerbangan di jam tersebut juga akan ditunda. 

Tol Bali Mandara juga akan tutup sementara selama 32 jam, mulai Jumat (16/3) pukul 23.00 WITA dan dibuka kembali pada Minggu (18/3) pukul 07.00 WITA.

Begitu juga dengan Pelabuhan Lembar dan Padangbai.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.